Rangkaian Linier Aktif - Op Amp Cell Phone RF Signal Detector
LAPORAN RANGKAIAN LINIER AKTIF
JUDUL PROJECT
Op Amp Cell Phone RF
Signal Detector
MATA KULIAH :
RANGKAIAN LINIER AKTIF
Disusun oleh :
Abil
Khosim
15.41020.0044
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA
SURABAYA
2016
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita tidak pernah jauh dari yang namanya ponsel. Seakan-akan ponsel sudah merupakan bagian dari organ penting manusia yang tidak bisa jauh dari tubuh, padahal radiasi dari ponsel sangatlah berbahaya bagi kesehatan. Radiasi elektromagnetik terdiri dari gelombang elektrik dan energi magnetik dengan kecepatan cahaya. Semua energi elektromagnetik jatuh pada spectrum elektromagnetik, yang rangenya dari radiasi ELF(extremly low frequency) sampai sinar X dan sinar Gamma. Ketika orang menelpon, HPnya diletakkan dekat kepala. Pada posisi ini, peluang radiasi dari HP diserap oleh jaringan tubuh sangat besar. Yang sering diperdebatkan sekarang adalah seberapa besar radiasi tersebut berbahaya & apakah ada efek jangka panjang bagi kesehatan?Beberapa institusi menyatakan bahwa radiasi dari penggunan HP atau ponsel tidak berbahaya. Dan memang radiasi HP tersebut, yang tergolong gelombang RF, tidak cukup berbahaya. Tapi bukan berarti kemungkinan adanya efek samping tidak ada. Radiasi RF pada level tinggi dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi RF punya kemampuan untuk memanaskan jaringan tubuh seperti oven microwave memanaskan makanan. Dan radiasi tersebut dapat merusak jaringan tubuh, karena tubuh kita tidak diperlengkapi untuk mengantisipasi sejumlah panas berlebih akibat radiasi RF. Penelitian lain menunjukkan radiasi non-ionisasi (termasuk gelombang RF) menimbulkan efek jangka panjang. Berikut beberapa penyakit dan kelainan yang berpotensi timbul karena radiasi HP : Kanker, Tumor otak, Alzheimer, Parkinson, Fatigue (terlalu capai), Sakit kepala.
Penelitian yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda. Ada yang menyatakan radiasi HP lebih banyak menyebabkan kanker dan kelainan. Ada yang menyatakan bahwa radiasi HP tidak berhubungan dengan kanker. Terlepas dari mana yang benar atau salah tentu kita sebaiknya perlu untuk bersikap waspada dan mengantisipasi.
1.2 Tujuan
Project ini bertujuan untuk
mengecek dan mengetahui seberapa besar radiasi yang di hasilkan oleh beberapa
ponsel yang beredar di masyarakat, supaya kita bisa memilih dan mengurangi
besarnya resiko terkena radiasi yang besar. Dengan demikian akan mengurangi
jumlah kerusakan dan gangguan organ-organ penting pada tubuh dengan cara
mengerti batas-batas radiasi dari ponsel kita.
1.3 Manfaat
Manfaat project ini adalah memberi khasanah tentang solusi
yang bisa diimplementasikan guna mengurangi resiko Kanker, Tumor otak, Alzheimer, Parkinson, Fatigue (terlalu capai), Sakit kepala, dan berbagai penyakit kronis lainnya karena tubuh terlalu
banyak terkena radiasi ponsel.
BAB 2
PROSES PENGERJAAN
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Pengerjaan project ini dimulai pada tanggal 20 Oktober
2016 – 3 Januari 2017. Dimana dalam pengerjaan ini dikerjakan pada setiap hari
jumat malam dan hari sabtu, serta setiap ada waktu luang.
Rincian waktu pelaksanaan :
a) 20 - 28 Oktober 2016 = Pencarian ide dan gagasan
b) 08 – 20 Desember 2016 = Percobaan & analisa project
c) 21 – 24 Desember 2016 = Perbaikan & penyempurnaan
project
d) 27 – 28 Desember 2016 = Pembuatan proposal project
e) 3 Januari 2017 = Pembuatan laporan project
b. Tempat Pelaksanaan
Pengerjaan serta pembuatan laporan ini
dikerjakan diberbagai lokasi yang mendukung, baik fasilitas maupun suasana.
Antara lain :
a) Kontrakan anak SK 15, Medokan Asri
b) Angkringan Hilal
c) Warung Biru
2.2 Alat dan Bahan
Komponen Jumlah
1. Resistor Variable 500 KΩ = 1 buah
2. Resistor 6,8 MΩ = 4
buah
3. Resistor 1 kΩ = 4 buah
4. LM 358 =
2 buah
5. Kapasitor 100 µf = 4
buah
6. Opsional Buzzer =
1 buah
7.
LED = 1 buah
8. PCB Dot Matriks = 1 buah
9. Baterai 9V = 1
buah
10. Socket Baterai = 1 buah
2.3 HASIL UJI COBA
Pada hasil uji coba kami pada beberapa model
handphone, rangkaian kami bekerja dengan baik untuk ponsel 3G dengan operator
nirkabel serta pada ponsel terbaru dengan sistem signal 4G. Selain itu setelah
melakukan banyak percobaan dengan model-model serta tipe handphone yang lain,
kami dapat menyimpulkan bahwa rangkaian ini bekerja dengan optimal ketika
menangkap signal dari ponsel genggam keluaran tahun 1998 dengan merk dagang Nokia seri 8110.
Dengan kata lain bahwa handphone keluaran lama
memiliki radiasi yang tinggi, contoh : motorola
droid maxx, huawei vitria, blackberry z10, serta nokia
8110. dan handphone dengan radiasi sedang kebanyakan dimiliki oleh produk
handphone dari beberapa series yang
serupa dengan apple iphone 6 dan samsung s6. sedangkan handphone yang
memiliki radiasi yang rendah kebanyakan dari handphone samsung galaxy note dan beberapa series yang sama serta LG exalt.
Dari sekian banyak percobaan yang telah dilakukan
kami menemukan beberapa faktor, dimana hasil kesimpulan kami adalah bahwa
tempat dan dimensi ruangan juga berpengaruh terhadap signal yang ditangkap oleh
rangkaian dan juga mempengaruhi noise yang ada disekitar.
Ketika kami mengatur telepon di mode
GSM sirkuit bekerja pada baik pada T-Mobile seperti yang diharapkan. Selain itu
rangkaian ini juga bisa menggunakan penguat operasional (Op-Amp) untuk
merasakan kehadiran ponsel diaktifkan dari jarak beberapa meter. Rangkaian
sederhana dapat mendeteksi aktivitas dari ponsel seperti suara masuk atau
keluar, pesan suara, SMS, dan data.
Jika sinyal ponsel terdeteksi
sirkuit akan berkedip LED dan atau suara bel. Perlu diingat bahwa ponsel harus
transmisi dan satu-satunya waktu telepon transmisi adalah ketika menerima atau
mengirim suara, teks, internet atau data.
Sensitivitas dapat disesuaikan di sirkuit
dengan menyesuaikan potensiometer. sirkuit ini dibuat sangat sederhana dengan
menggunakan paling sedikit komponen. Komponen yang digunakan sangat murah dan
tersedia.
2.4 SKEMA / RANGKAIAN PROJECT
Rangkaian Op Amp Cell Phone RF Signal Detector
2.5 Cara Kerja
Rangkaian
U1-A adalah kabel sebagai penguat pembalik(Op Amp). R1 dan R2 bias + masukan
untuk tegangan setengah pasokan (BAT + / 2). Sedangkan R3 adalah penguat umpan balik resistor tapi biasa modus
pembalik masukan resistor hilang. Oleh karena itu antena masukan akan
memberikan arus bolak-balik ke ground
virtual masukan pembalik.
Untuk setiap nA arus yang mengalir menuju
masukan pembalik output akan menurun 1 nA·6.8 MQ = 6,8 MV1 nA·6.8 MQ = 6,8 mV
(untuk menjaga masukan pembalik pada potensial yang sama sebagai masukan non-inverting).
U1-B dikonfigurasi sebagai comparitor (Op Amp
a). Input
pembalik diadakan di tegangan referensi oleh sensitivitas menyesuaikan potensio R5. Dalam konfigurasi ini
akan disesuaikan ke bawah sampai LED D1 mati. (Untuk LED off, pin 7 harus
tinggi sehingga masukan pembalik harus lebih rendah dari input non-inverting.)
Ketika sinyal antena cukup kuat U1-A keluaran
akan berosilasi tentang titik setengah pasokan dan ketika ia pergi di bawah
ambang batas yang ditetapkan oleh R5 LED akan mulai terang dan brazzer akan berbunyi sesuai dengan banyaknya
gelombang yang diterima oleh antena..
PENUTUP
KESIMPULAN
Bardasarkan
pengujian alat dan hasil analisa terhadap data yang telah diperoleh maka pada
Bab ini dapat ditarik kesimpulan :
1.
R1 dan R2 membentuk tegangan referensi terhubung dengan U1-A Pin3. R3 dan C2 membentuk rangkaian RC
2.
Setiap energi yang tiba-tiba ditangkap oleh antena akan terhubung ke (Op Amp 1) menyebabkan U1-A keluaran Pin1 untuk
mengubah energi
3.
Output pin1 tetap berubah selama periode RC atau energi antena (gelombang
radio ponsel) dihapus. R5 menciptakan tegangan referensi pada pin6
dan R5 harus sangat hati-hati diatur oleh pengguna ke threshold yang tepat di
atas noise latar belakang hadir di lingkungan dan di
bawah bahwa dari noise terpancar dari ponsel terdekat.
4. Pengaturan R5 sangat penting dan harus
disesuaikan dengan yang terbesar dari tweak penyesuaian kecil untuk menemukan
zona ini di atas kebisingan latar belakang namun tidak di atas suara dari
ponsel terdekat. Banyak dari kami yang tidak mendapatkan
penyesuaian ini dengan benar karena R5 adalah menyesuaikan dengan tweak kecil. Sejak Pin1 terhubung ke pin5, keluaran U1-B
pin7 menyala LED dan / atau Buzzer. Cobalah untuk memahami sirkuit Tegangan
pembagi (misalnya R1 & R2, R5) dan Resistor Kapasitor (RC) sirkuit dan
sirkuit komparator Op Amp.
DAFTAR PUSTAKA
Gopfert, M.C, dan
Robert, D. 2001. Active auditory
mechanics in mosquitoes.
Proc R Soc Lond B
268, 333-339.
Gopfert, M.C., dan
Robert, D. 2000. Nanometre-range
acoustic sensitivity in electronic. Proc R Soc Lond B 267, 453-457.
Kementerian Riset. 2010. Teknologi dan Pendidikan Tinggi. http://gaya.tempo.co/read/news/2009/11/02/107205692/membidik-nyamuk-berbintik diakses
tanggal 23 November 2016.
Ananta, Malfi. 2015. Makalah Aplikasi Sinyal Detektor. http://malfianatata.blogspot.co.id/2015/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diakses
tanggal 25 November 2016
Wigiardi, Agus. 2015. Robotack-O-Mos. http://www.google.com/url?
artikel.dikti.go.id%2Findex.php%2FPKMKC%2Farticle%2Fdownload diakses tanggal 30 November 2016
LAMPIRAN
Analisis dari Pertanyaan Demo Project
1. Kenapa menggunakan nilai 6,8 MΩ pada
rangkaian ?
Nilai
pada resistor akan mempengaruhi kapasitor. Dimana jika hambatan diperkecil
nilainya, maka delay dari kapasitor akan semakin cepat dan jika nilai hambatan
dari resistor diperbesar, maka delay dari kapasitor akan semakin lambat. Selain
itu penggantian nilai resistor yang tidak sesuai dengan perhitungan yang
matematis juga akan berdampak pada kinerja setiap komponen, terutama komponen
yang sangat sensitif terhadap perubahan arus yang signifikan. Hal ini bisa
menyebabkan trouble atau bahkan kerusakan pada komponen yang ada pada
rangkaian.
2. Fungsi dari adanya resistor dan capasitor
pada rangkaian ?
Tahanan dan kapasitor yang fungsinya untuk menfilter
sinyal masukan. Seperti tampak pada gambar dibawah adalah rangkaian differensiator yang dimaksud. Dengan demikian maka ada batasan input
dari frekuensi yang masuk, batasan tersebut adalah.
sedangkan nilai frekuensi yang diakibatkan oleh RF dan C1 adalah sebagai berikut :
Bila sinyal input melebihi frekuensi fa maka hasil output akan sama dengan hasil input, alias
fungsi rangkaian tersebut tidak lagi differensiator lagi tapi
sebagai pelewat biasa. Sedangkan untuk gambar dibawah biasanya digunakan untuk
rangkaian aplikasi yang di integrasikan dengan rangkaian lain. Syarat
perhitungan nilai nilai R1, C1, RF, CF adalah sesuai dengan syarat sebagai berikut :
sehingga frekuensi input dilewatkan terlebih dahulu ke R1,
C1 , RF, kemudian lewat ke R1, C1 , CF bila
frekuensinya melebihi fa.
Komentar
Posting Komentar